Pages

Saturday, January 22

Maafkan kami, Pak SBY, semoga lekas mendapat pekerjaan baru…

Antara SBY dan Arnold Schwarzenneger




12956814781364433883
Arnold Schwarzenneger (hacer.org)
Ribut-ribut soal Pak SBY yang curhat tentang gaji presiden yang tidak pernah naik mengingatkan saya pada sosok Arnold_Schwarzenegger , mantan gubernur California. Arnold mulai menjabat sebagai gubernur pada bulan November 2003, terpilih kembali di tahun 2006 dan baru saja pensiun bulan Januari ini. Apa yang mengingatkan saya pada bintang film yang film-filmnya selalu laris manis di pasaran ini? Sama dengan Pak SBY, soal gaji. Bedanya, Arnold menolak digaji selama dia menjabat sebagai gubernur yang jumlahnya sebesar 175 ribu dollar per tahun.
Bukan hanya tidak digaji, dia juga harus merelakan kehilangan penghasilan dari bermain film selama dia menjadi gubernur. Dalam wawancara dengan harian Krone di Vienna, Austria, negara asal Terminator ini minggu lalu, Arnold menyebutkan bahwa selama menjabat sebagai gubernur dia merugi secara finansial, minimal 200 juta dollar, baik dari gaji gubernur yang tidak pernah dia ambil apalagi dari bayaran bermain film yang selama ini dia tidak bisa lakoni. Tetapi menurutnya, mengabdi sebagai gubernur lebih berharga dari jumlah uang sebesar itu.
Mengapa Arnold mau tidak digaji? Mungkin karena dia sudah memiliki kekayaan yang ditaksir sebesar 200 juta dollar ketika dia meninggalkan Hollywood tujuh tahun lalu untuk menjadi gubernur negara bagian yang sudah bangkrut ini. Dengan kekayaan sebesar itu, Arnold merasa yakin bisa hidup tanpa digaji dan menyerahkan gajinya kembali ke kas negara bagian untuk dipakai untuk kepentingan lain. Dia ingin benar-benar mengabdi kepada rumah barunya ini.
California mengalami krisis ekonomi di awal tahun 2000-an. Dimulai dengan jatuhnya harga saham perusahaan-perusahaan internet atau perusahaan dot.com. Setelah mengalami kejayaan dari tahun 1995, gelembung saham pecah, California terkena imbas yang parah karena lembah silikon atau silicon valley, markas perusahaan-perusahaan ini terletak di California bagian utara. Banyak perusahaan yang bangkrut membuat banyak orang yang menganggur, bisnis lokal mati dan pemerintah tidak mendapat pemasukan.
Krisis ini disusul dengan krisis listrik tahun 2001. Walaupun warga California harus membayar rekening listrik tiga kali lebih besar dari sebelumnya tetapi tidak ada jaminan pasokan listrik akan stabil. Setiap hari terjadi pemadaman listrik. Gubernur Gray Davis dianggap  lamban dalam menyelesaikan masalah ini.Setelah krisis listrik dapat diatasi, timbul lagi krisis baru, yaitu krisis moral di lingkungan kantor gubernur.Beberapa orang dekat gubernur terbukti menerima dana kampanye (Davis berencana maju lagi dalam pemilu 2002) dari perusahaan yang sebelumnya diberi kontrak dengan nilai yang sudah di-mark-up.Mereka dipecat, tetapi Gubernur Davis selamat, bahkan terpilih lagi menjadi gubernur.
Tetapi hal ini tidak berlangsung lama. Davis harus menghadapi defisit anggaran yang besarnya 38,2 milyar dollar, lebih besar dari gabungan jumlah defisit seluruh negara bagian lain. Karena defisit, pajak dan tarif pelayanan umum dinaikkan berlipat-lipat membuat rakyat marah. Rakyat tidak mau lagi dipimpin oleh Davis, mereka meminta Davis dilengserkan melalui pemungutan suara yang dikenal dengan nama recall election.Setelah melalui perjuangan yang panjang, California untuk pertama kalinya mengadakan recall election yang diadakan pada tanggal 7 Oktober 2003. Ada dua pertanyaan yang diajukan, pertama, setuju atau tidak setuju kalau Davis di-recall. Kalau setuju, masuk ke pertanyaan kedua, yaitu siapakah dari empat calon pengganti (salah satunya Arnold) yang dipilih untuk menggantikan Davis. Hasil election, Davis di-recall oleh rakyat dan Arnold terpilih sebagai gubernur baru.
Beberapa saat setelah dilantik sebagai gubernur, 17 November 2003, Arnold mengumumkan pembatalan beberapa kebijakan yang diambil oleh Davis yang dirasa memberatkan rakyat. Dia juga mengumumkan tekadnya untuk memotong pengeluaran negara bagian dimulai dari dirinya sendiri dengan cara tidak mau menerima gajinya sebagai gubernur. Janji yang dipegangnya teguh sampai dia pensiun bulan Januari ini.
Saat ini California dipimpin oleh gubernur baru (muka lama) yaitu Jerry Brown, yang pernah menjabat sebagai gubernur negara bagian yang sama dari tahun 1975-1983. Brown menghadapi masalah yang sama, defisit anggaran, yang besarnya 25,4 milyar dollar. Siapapun yang menjadi gubernur di Amerika saat ini memang harus menghadapi masalah defisit anggaran.
Sikap Arnold yang menolak untuk menerima gaji sebagai gubernur menjadi inspirasi gubernur atau calon gubernur lain. Meg_Whitman , lawan Brown di pemilihan lalu dalam kampanyenya menyatakan akan bekerja tanpa bayaran bila terpilih sebagai gubernur. Jon_Corzine, sewaktu menjadi gubernur New Jersey dari tahun 2006 – 2010 hanya mau digaji sebesar 1 dollar setahun. Phil_Bredesen, gubernur Tennesse periode 2003 – 2011, sama seperti Arnold, bekerja tanpa dibayar. Di tingkat walikota, Michael_Bloomberg di kota New York hanya mau digaji sebesar 1 dollar setahun.
1295682035782088116
Janet Napolitano (hlswatch.org)
Kalau kesemua nama di atas tidak mau menerima gaji karena mereka adalah milyuner yang tidak butuh uangtambahan, ada yang menerima gaji seperti biasa tetapi menolak kenaikan gaji. Janet_Napolitano ketika menjadi gubernur Arizona dari tahun 2003 – 2008 menolak kenaikan gaji, sampai sekarang gaji gubernur Arizona (yang dijabat oleh Jan Brewer) hanya sebesar95 ribu dollar per tahun, jauh di bawah rata-rata gaji gubernur Amerika yang besarnya 130 ribu dollar per tahun. Sedangkan rekor gaji gubernur terrendah dipegang oleh gubernur negara bagian Maine yang dijabat oleh Paul_LePage . Negara bagian ini terakhir menaikkan gaji gubernurnya pada tahun 1987, dari 35 ribu dollar menjadi 70 ribu dollar per tahun. Sampai sekarang, setelah 23 tahun, jumlah itu tidak bertambah.
Kembali ke soal curhat Pak SBY soal gaji yang tidak pernah naik. Tulisan ini tidak untuk menganjurkan Pak SBY untuk tidak menerima gaji seperti yang pernah dilakukan oleh Arnold Schwarzenneger. Juga tidak untuk meniru Michael Bloomberg yang hanya mau digaji 1 dollar saja per tahun. Maksud dari tulisan ini adalah memberikan gambaran kalau ada pejabat seperti gubernur Janet Napolitano yang tidak pernah curhat soal gaji bahkan menolak ketika gajinya akan dinaikkan. Ada juga orang seperti LePage yang mau menjadi gubernur dengan gaji yang sangat kecil kalau dibandingkan dengan gaji seluruh gubernur lain.
Napolitano pastilah sudah tahu jumlah gaji yang akan diterima sebelum dia maju dalam pemilihan gubernur.Karena itu selama menjabat dia tidak pernah mengeluh, bahkan membuktikan kalau dengan gaji sebesar itu dia bisa hidup nyaman jadi tidak perlu mendapat tambahan gaji. Demikian juga LePage, pasti dia sudah tahu berapa gaji seorang gubernur negara bagian Maine. Saya percaya LePage nantinya tidak akan mengeluh soal gaji yang kecil itu karena kalau dia menganggap gaji gubernur tidak akan cukup menghidupi keluarganya tentulah dia tidak akan maju dalam pemilihan gubernur lalu.
Saya yakin Pak SBY dulu waktu maju dalam pemilu presiden sudah tahu berapa gaji dan tunjangan seorang presiden RI. Kalau memang merasa gaji dan fasilitas yang didapat dirasa tidak cukup sebaiknya tahun 2009 lalu tidak lagi mencalonkan diri sebagai presiden. Tetapi tidak apalah, walaupun sudah terlanjur menjabat di periode kedua ini, masih belum terlambat sebenarnya. Masih bisa mengundurkan diri untuk mencari pekerjaan lain yang dapat memberikan penghasilan yang lebih memuaskan. Sebenarnya merupakan suatu kehormatan bagi rakyat Indonesia seandainya bisa memberikan yang terbaik bagi presiden mereka termasuk menaikkan gaji dan tunjangan, tetapi sayang sampai saat ini rakyat masih belum mampu melakukan itu.
Maafkan kami, Pak SBY, semoga lekas mendapat pekerjaan baru…

Saturday, January 15

BANGSA BESAR HARUS PINTAR !

12951340691313377593
Sering kali pertanyaan ini muncul dalam benak saya,mengapa
kita selalu merasa sebagai bangsa yang kecil dan tidak berdaya?
Sayapun tersentil untuk berpikir “Maaf, menurut saya mungkin yang patut dipersalahkan adalah gaya belajar yang dibuat kemendiknas”
Sekarang Saatnya kita Sadar Sebagai Bangsa Yang Besar,tidak relevan kita menjadikan kejadian masa lampau sebagai kambing hitam,kita harus mencermati apa yang diajarkan (baca: ditanamkan) sejak dari Sekolah Dasar adalah sejarah bahwa begitu lamanya bangsa kita lemah, bodoh, tak berdaya dan dijajah bangsa lain secara bergantian selama beratus tahun.
Dari tahun ke tahun masa ke masa, sampai saat ini Itu dan itu saja yang diajarkan.
Untuk apa justru sedari kecil ditanamkan kepada anak2 kita pemikiran bahwa kita bangsa
yang bodoh dan lemah seperti itu? Apakah orang kemendiknas tidak sadar bahwa hal itu terbawa sampai dewasa sehingga rakyat ini merasa kebodohan itu sebagai warisan dari leluhur,yang membuat kita merasa kelak nanti terus menerus merasa bodoh dan melihat seolah hanya pemerintah dan politikus yang pintar..
lalu ?akhirnya rakyat kita dijajah bangsa sendiri (ataukah memang sudah begitu?semoga tidak )

Berapa banyak murid SD, SMP, SMA yang mengetahui seringkali anak-anak bangsa sudah menjadi pahlawan bangsa menjuarai berbagai Olimpiade ilmiah, Matematika, Fisika dan sebagainya.
Harusnya itu yang ditanamkan sehingga anak didik kita sadar bawa kita mampu menjadi juara dunia dan membuat mereka terpacu menjadi juara dunia berikutnya.
Pernah saya menemukan di suatu blog Malaysia kita pernah menjadi pergunjingan masyarakat disana sendiri berusaha menyadarkan komunitasnya bahwa walau diledek sebagai indon,indosial,bangsa pengemis dan
bangsa TKI, tetapi pada kenyataannya anak muda Indonesia sering menang Olimpiade Ilmiah sedangkan Malaysia tidak sama sekali.
Mungkin banyak negara lain yang memandang kita juga seperti itu (walau terlihat bodoh tapi aslinya cerdas)..
Saya heran kenapa sih harus bangsa asing yang melihat kepintaran bangsa kita dan kita sendiri tidak atau memang kurang menyadari hal itu.

Memang dasar penyampaian sejarah bahwa kita dijajah itu adalah agar kita sadar pentingnya persatuan agar tidak dijajah namun mana yang lebih penting dibandingkan kesadaran bahwa walau kita
bukan bangsa yang maju, tetapi banyak yang secara individual mampu,bisa dan jelas kita bangsa
yang besar.
Ok setidaknya kita ‘bangsa yang banyak’ karena populasinya menyentuh angka 242 juta adalah jumlah yang tidak sedikit?

Kini pilihan sebenarnya ada pada kita untuk bangkit , sadar dan bangga sebagai bangsa yang besar kita tidak boleh terlalu lama menengok kebelakang.
Kalau tidak maka sebesar apapun kita tetap hanya menjadi
pengikut dan penerima apapun yang dunia berikan kepada kita lalu mereka mengambil apapun dari kita termasuk harga diri sebagai bangsa besar.

Maukah kita ?